Surat untuk Pak Wali dan Pak Wawali

16.26 Posted In Edit This 0 Comments »
Yang terhormat Bapak Wali Kota Bambang D.H. dan Bapak Wawali Arif Afandi. Belakangan ini, berita di media massa menyinggung seputar hubungan Bapak berdua yang terkesan kurang harmonis. Benarkah kurang harmonis? Sebagai warga Surabaya yang ingin para pemimpinnya selalu rukun dan kompak dalam memimpin kota ini, tentu saja saya berharap kabar itu tidak benar.

Kami masih ingat, ketika Bapak berdua berpasangan dalam pemilihan wali kota 2005, slogan yang diusung cukup mengena: Mari Kita Selesaikan yang Tertunda. Dan terbukti, slogan itu mampu mengantarkan Bapak berdua menjadi pemenang dalam pesta demokrasi tersebut.

Singkatan nama Bapak berdua (BaRa: Bambang-Arif) juga paling bagus dibanding calon-calon lain. Dan terbukti, BaRa memang paling membara dibanding pasangan lainnya kala itu.

Ingatan kami empat tahun lalu tersebut belakangan terusik ketika kami mengikuti perkembangan berita di media massa. Dari berita itu, muncul kesan kuat bahwa Bapak berdua sedang ''berperang dingin''.

Setelah Pak Arif masuk secara resmi di Partai Demokrat dan dipercaya menjadi salah seorang wakil ketua di DPD Partai Demokrat Jatim, Pak Bambang terkesan kian sering tampil bareng bersama Pak Saleh Mukadar, ketua DPC PDIP Surabaya.

Masuknya Pak Arif ke Demokrat dan seringnya Pak Bambang tampil bersama Pak Saleh dengan mudah dimaknai publik sebagai langkah ancang-ancang menuju perhelatan pemilihan wali kota (pilwali) 2010.

Apalagi, Pak Arif secara terang-terangan telah mendeklarasikan kesiapannya untuk menggantikan Pak Bambang sebagai wali kota Surabaya (Jawa Pos, 22 Februari 2009).

Apakah yang dilakukan Pak Bambang dan Pak Arif salah? Kami sama sekali tak bermaksud menyalahkan apa yang telah dilakukan Bapak berdua. Itu adalah urusan politik, dan mungkin apa yang dilakukan Bapak berdua bisa saja dianggap wajar dalam berpolitik.

Sebagai warga Surabaya, kami hanya khawatir. Pertama, kami khawatir ketidakharmonisan Bapak berdua (jika memang benar sedang tidak harmonis) akan berdampak terhadap jalannya roda pemerintahan di Pemkot Surabaya.

Bapak berdua harus ingat, masa bakti Bapak berdua masih kurang setahun lagi. Masih lumayan panjang untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang belum terselesaikan selama ini.

Jika Bapak berdua sekarang sudah tidak harmonis, dan mulai sekarang sudah menebar hawa ''musuh dalam selimut'', kekhawatiran saya yang kedua: akan berdampak pada kesolidan jajaran di bawah.

Mereka pasti akan bingung ketika melihat para pemimpinnya sedang tidak harmonis. Atau, bahkan mereka bisa terkotak-kotak dalam dua kubu. Ada kubu Pak Bambang, ada juga kubu Pak Arif. Jika itu yang terjadi, kekhawatiran kami yang ketiga: kinerja birokrasi akan terganggu.

Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam, kami berharap Bapak berdua benar-benar menjunjung tinggi janji dan komitmen dalam kampanye empat tahun lalu. Pekerjaan yang harus diselesaikan Bapak berdua setahun ke depan masih cukup banyak.

Nasib Pasar Turi dan para pedagangnya sampai sekarang masih belum tuntas. Itu baru sebagian kecil saja di antara seabrek problem perkotaan lainnya. Untuk saat ini, lupakan dulu politik, meski Bapak berdua adalah sama-sama kader parpol (yang berbeda).

Kami lebih suka Bapak berdua terlihat bekerja, ketimbang terlihat umek menyiapkan agenda untuk perhelatan yang masih setahun lagi.

Akhirnya, kami mohon maaf jika surat ini tak berkenan di hati Bapak berdua. Ini hanyalah surat unek-unek dari warga Surabaya yang ingin kotanya maju dan ingin menyaksikan pemimpinnya rukun.
Read More..

Cegah Syirik, Kiai Ceramah di Tengah Antrean Pasien Dukun Cilik

18.42 Posted In Edit This 0 Comments »
JOMBANG - Semakin maraknya fenomena dukun dengan alat batu semakin membuat prihatin kalangan alim ulama di Jombang, Jawa Timur. Setelah melihat sikap penolakan tidak digubris masyarakat, sejumlah kiai mulai turun langsung dengan mendatangi tempat praktik dukun tiban.

Seperti yang dilakukan KH Abdul Choliq, ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang. Kemarin (22/2) KH Choliq datang langsung ke lokasi praktik dukun Siti Nurrohmah di Perumahan Tambakrejo Asri, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang. Tujuannya agar masyarakat tidak semakin terjebak pemahaman bahwa kesembuhan itu diberikan si dukun dan batunya.

Maklum saja, tiga dukun yang muncul dalam dua bulan terakhir di Jombang, yakni Ponari, Slamet, dan Nurrohmah, menggunakan isu batu ''ajaib''. Apalagi, batu milik Nurrohmah yang diklaim pemiliknya bisa ''berbicara''. ''Sebenarnya saat tempat itu mulai dipadati masyarakat, kami sudah bersiap untuk memberikan pemahaman secara langsung,'' ungkap KH Choliq saat ditemui Radar Mojokerto (Jawa Pos Group) di lokasi.

Dengan menggunakan pengeras suara, Choliq meluruskan pendangan masyarakat agar tidak semakin terjebak ke pemahaman syirik. Sebab, dengan isu batu ''bicara", tidak sedikit masyarakat yang memercayai. Dengan isu semacam itu, seakan-akan batu milik Nurrohmah memiliki kekuatan mistis. Apalagi dibumbui cerita mistis dari mulut ke mulut soal para ''penunggu" batu tersebut.

Menurut Choliq, masyarakat harus mengerti bahwa pemahaman seperti itu menyesatkan. Arena itu, dia menyarankan agar setiap hendak berobat alternatif, pasien senantiasa menyebut basmallah. Dengan begitu, mereka selalu ingat bahwa kesembuhan itu hanya diberikan Tuhan. ''Dengan senantiasa menyebut asma Allah, Saudara semua dapat terhindar dari pemahaman yang syirik,'' ujarnya.

Ny Hanifah, salah seorang pengunjung asal Jombang, berpendapat bahwa pengarahan langsung seperti itu memang perlu. Sebab, sebagian besar masyarakat masih sangat percaya dengan hal-hal berbau klenik. Akibarnya, memang sangat rawan syirik jika sampai menganggap batu itu memiliki kekuatan.

Hanifah sendiri memang datang ke lokasi untuk meminta air ''kesembuhan'' dari Nurrohmah. Menurut dia, itu adalah upaya untuk menyembuhkan penyakit suaminya. Meski tidak percaya kepada hal-hal klenik, Hanifah mengaku kedatangannya adalah sebuah upaya. Apakah akan sembuh atau tidak, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. ''Apabila ada jalan, tentunya kami akan berupaya. Untuk kesembuhan, kami hanya menyerahkan kepada Yang di Atas," ujarnya.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan siap meninjau ulang fatwa tentang pengobatan alternatif. Itu dengan mempertimbangkan aksi berlebihan yang dilakukan ribuan pasien pengobatan alternatif, terutama di Jombang, yang dianggap membibit kemusyrikan. ''Bila ada bukti ada yang mengumpulkan benda-benda milik Ponari seperti air comberan hingga potongan genting rumahnya untuk media penyembuhan, itu jelas menyimpang dan bertolak belakang dengan ajaran Islam,'' tegas Ketua MUI Bidang Fatwa KH Ma'ruf Amin ketika dihubungi kemarin.

Ma'ruf mengatakan bahwa pihaknya memang sudah menyusun fatwa memperbolehkan pengobatan alternatif. Namun, ada sejumlah koridor dalam upaya pengobatan alternatif yang harus dipatuhi. Yakni, adanya upaya untuk meyakinkan bahwa kesembuhan berasal dari Allah SWT semata. Selain itu, dalam praktik pengobatan alternatif, pasien diharamkan untuk mengultuskan penyembuh maupun media penyembuhan. ''Tak ada manusia atau bahkan makhluk apa pun yang bisa memberikan kesembuhan kecuali atas izin Allah,'' tegas dia.

Salah seorang anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu segera mengagendakan pertemuan dengan MUI Jatim dan MUI Jombang untuk membahas praktik perdukunan yang kian marak di wilayah tersebut. Yang pasti, tegas dia, dirinya baru mendapatkan informasi tentang praktik dukun cilik Ponari secara sepenggal-sepenggal dan belum tuntas. Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan data dan fakta.

Sementara itu, Menteri Agama Maftuh Basyuni meminta agar praktik dukun cilik Ponari ditutup karena terus memicu reaksi. Menag menyayangkan adanya kegiatan yang dinilai dapat merusak akidah tersebut. Menteri juga mendukung langkah MUI dan ormas Islam Jawa Timur yang mendorong hal tersebut diselesaikan dengan sebaik-baiknya. ''Kalau perlu, ditutuplah,'' tandas Menag kepada wartawan setelah meresmikan Masjid Baitusshomad Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila di Desa Tegalombo, Pacitan, Sabtu (21/2).

Menag mengatakan, banyaknya pasien yang mendatangi tempat praktik Ponari menunjukkan bahwa di masyarakat masih banyak kekurangan. Baik dalam hal keimanan maupun ilmu pengetahuan.
Read More..

Akhir Kejayaan ''Raja'' Kutai Modern Syaukani Hasan Rais

18.38 Posted In Edit This 1 Comment »


Bertemu Menteri Kolega Golkar Hanya Gerakkan Mata

Keinginan keluarga untuk memindahkan mantan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani Hasan Rais ke rumah sakit di Singapura terbentur soal izin. Jika kelak terwujud, mantan orang kuat di Kaltim itu napi korupsi pertama yang diizinkan berobat ke luar negeri.



MOBIL Toyota Camry bernopol B 1444 RFK berhenti di depan Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, kemarin. Beberapa mobil tampak mengikuti. Dari dalam Camry, Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta keluar dari pintu belakang sisi kiri mobil. Tak lama kemudian beberapa orang yang keluar dari mobil di belakang ikut menghampiri Andi.

Mereka adalah rombongan pengurus Partai Golkar. Tampak di antara mereka Sekjen Partai Golkar A.A. Sumarsono. Bersama beberapa pengawal plus anggota rombongan, Andi yang mengenakan kemeja gelap lantas berjalan melintasi lobi rumah sakit menuju lift di ujung selasar. Ketika rombongan melintasi kafetaria rumah sakit, anak kedua Syaukani Hasan Rais, Rita Widyasari, keluar tergopoh-gopoh dari pintu lift.

Bersama Ketua DPD Golkar Kaltim Mahyudin, Rita menyambut rombongan Menkum HAM. Mereka berjabat tangan, kemudian berbincang sebentar. Setelah itu, ditemani Rita yang juga ketua DPD Partai Golkar Kutai Kartanegara (Kukar), mereka menuju lantai V ruangan ICU Unit A tempat Syaukani dirawat. Semua anggota rombongan masuk, kecuali para pengawal. ''Kami cuma mau menjenguk (Syaukani),'' kata Sumarsono ketika ditanya tentang kedatangannya ke RSPP.

Di dalam ruangan, istri Syaukani, Dayang Kartini, ikut menemani mereka. Mereka tampak berbincang serius satu sama lain. Sekitar setengah jam mereka menghabiskan waktu di dalam ruangan.

Meski begitu, para penjenguk itu tak bisa berbincang dengan Syaukani yang pernah memimpin Partai Golkar di Kukar dan Kaltim. Mantan Bupati Kukar itu hanya terbaring lemah di ranjang. Terpidana enam tahun kasus korupsi yang statusnya masih warga binaan Lapas Cipinang itu hanya bisa menggerakkan bola matanya. Kaki, tangan, dan lehernya kaku, tak bisa bergerak. Para pembesuk pun hanya bisa menampakkan diri di depan Syaukani.

''Tapi, saya yakin, beliau tahu kalau kita jenguk. Buktinya dia bisa melihat kita yang menjenguknya. Matanya bergerak-gerak,'' kata Sumarsono. Setelah setengah jam berada di ruangan steril itu, rombongan lantas keluar. Mereka kemudian menuju ke lantai VI ruang 610. Ruangan itu digunakan anak bungsu Syaukani, Windra Sudartha, menginap. Paling tidak, seperempat jam mereka berada di ruangan berukuran 7 x 5 meter kelas president suite bertarif Rp 4 juta per hari itu.

Setelah berbincang lama, rombongan kembali ke ruang ICU A, diantar Adji Suprajitno, dokter spesialis penyakit dalam. Mantan direktur RSPP itu juga ketua tim dokter yang menangani Syaukani. Setelah pamit ke Dayang Kartini, Andi beserta rombongan menuju ke mobil dinas yang menunggu mereka. Mereka kemudian kembali menuju ke mobil di depan gedung.

Kedatangan Andi dan rombongan, rupanya, berkaitan dengan keinginan keluarga untuk memboyong mantan bupati Kukar dua periode itu berobat ke Singapura. Sebab, kini keluarga Syaukani tinggal menunggu izin dari kejaksaan. Perpanjangan paspor pun sudah diajukan pekan lalu.

Ketika dikonfirmasi, Andi tak menampik anggapan itu. Namun, dia tak bisa memastikan apakah Syaukani akan diluluskan untuk berobat ke Singapura atau tidak. Sebab, dia masih harus menunggu laporan dari tim medis terlebih dahulu sebelum memutuskan itu. ''Saya masih menunggu data-data dari tim medis dulu,'' katanya, lantas masuk ke mobil.

Saat diwawancarai setelah menemui Andi, Rita irit bicara. Dia tak mau berkomentar mengenai izin bapaknya berobat ke luar negeri. ''Pokoknya doakan saja semuanya lancar. Kami berharap yang terbaik,'' katanya.

Izin untuk berobat ke luar negeri memang tinggal menunggu keputusan Andi. Bola memang di tangan pria yang pernah menjadi ketua Fraksi Golkar di DPR periode 2004-2007 itu. Sebab, beberapa waktu lalu Dirjen Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Untung Sugiyono mengatakan, izin berobat ke luar negeri bagi napi tak gampang. Izinnya berlapis-lapis.

Bahkan, selama dia menjabat, belum pernah ada napi korupsi yang diberi izin berobat ke luar negeri. ''Kecuali napi itu sudah dapat pembebasan bersyarat. Itu pun harus izin dulu ke menteri,'' ujarnya.

Andi Mattalatta sendiri menolak menjawab saat ditanya apakah Syaukani layak berobat ke Singapura meski masa hukumannya belum dua pertiga, sesuai aturan yang ada. ''Saya hanya besuk,'' kata Andi begitu tubuhnya menyentuh jok mobil kendaraan para menteri itu.

Sejak diboyong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Kukar ke Jakarta, Syaukani langsung menghirup pengapnya kehidupan penjara. Rutan Reserse Umum Polda Metro Jaya menjadi tempat penahanan pertama Syaukani pada 16 Maret 2007. Selama menjalani tahanan di tempat itu pula, Syaukani dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara dari pengadilan pertama tipikor maupun banding. Begitu divonis 6 tahun oleh majelis hakim kasasi pada 28 Juli 2008, sekitar sebulan kemudian, dia dipindah ke Lapas Cipinang. Dengan demikian, dia belum genap setahun ditahan.

Keluarganya memang all out untuk memboyong Syaukani berobat ke Singapura. Mereka ingin mendiagnosis ulang penyakit yang diderita Syaukani. Selain itu, pengobatan ke luar negeri dimaksudkan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik. Rita Widyasari bahkan mengatakan, keluarga sudah memilih Mount Elizabeth Hospital, Singapura, sebagai tempat tujuan.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan, pihak keluarga benar-benar ingin membawa Syaukani ke luar negeri. Bahkan, sudah ada orang khusus yang ditugaskan untuk mengurusi semua keperluan pergi ke luar negeri. Selain itu, dipilihnya Singapura juga karena keluarga Syaukani memiliki kolega dekat di sana.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Humas KPK Johan Budi S.P. memastikan, pihaknya tak terlibat dalam permohonan kepindahan Syaukani. Sebab, kewenangan KPK habis seiring dengan selesainya proses eksekusi ke lapas.

''Itu kewenangan sepenuhnya lembaga pemasyarakatan. Kami nggak ikut-ikutan lagi,'' sebut Johan. Dia menambahkan, jika izin tersebut keluar, berarti Syaukani menjadi terpidana korupsi pertama yang diizinkan berobat ke luar negeri.
Read More..

Proyek Warisan Belum Tuntas

21.36 Posted In Edit This 0 Comments »


DARI ribuan proyek yang akan digarap pemkot pada 2009, beberapa di antaranya adalah warisan tahun sebelumnya. Setidaknya, ada tiga proyek besar yang telah digagas sekitar akhir 2000, tapi hingga kini belum tuntas, malah masuk lagi dalam daftar proyek 2009.

Tiga proyek fenomenal itu adalah tol tengah kota Aloha-Wonokromo-Perak, pelebaran akses menuju MAS (Masjid Al Akbar Surabaya), serta frontage road Jalan Ahmad Yani. Tiga proyek tersebut hingga kini berjalan terseok-seok. Tidak ada seorang pun yang berani menjamin bahwa ketiganya bakal tuntas pada 2009.


Mari kita preview satu per satu proyek macet itu. Proyek frontage road atau jalur kecil pendamping jalan arteri dirancang untuk mengurai kepadatan lalu lintas di Jl A. Yani. Proyek tersebut dibagi dalam tiga tahap. Pertama, membangun jalan antara pertigaan Margorejo hingga perempatan Jemursari (bundaran Dolog). Tahap itu masih menyisakan masalah. Yang pertama, pembebasan 11 kavling milik warga di sisi utara gedung Jatim Expo.

Alasannya klasik, yakni perbedaan harga tanah antara pemilik dan pemkot. Pemkot mengacu pada NJOP (nilai jual objek pajak) yang hanya Rp 100 ribu per meter persegi. Namun, sebagian warga mematok harga Rp 2,5 juta. Sebagai jalan tengah, ditunjuklah PT Sucofindo sebagai tim appraisal independen. Mereka bertugas menentukan harga tanah yang pas.

Masalah kedua dalam tahap pertama tersebut adalah pembebasan lahan di depan IAIN Sunan Ampel. Pembebasan macet karena IAIN meminta ganti rugi dalam bentuk lahan baru alias tukar guling. Padahal, pemkot ngotot hanya bersedia mengganti rugi berupa uang tunai. Wajar IAIN menolak usul itu. Jika ganti rugi diberikan tunai, IAIN bisa jadi tidak mendapatkan bagian karena uang tersebut langsung disetor ke kas negara.

"Kami terus melakukan negosiasi. Karena kendalanya juga terkait mata anggaran," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pematusan (DBMP) Surabaya Sri Mulyono. Dia menjelaskan, dalam APBD 2009 disebutkan bahwa dana proyek tersebut menggunakan istilah pembebasan lahan. Jika membeli lahan baru sebagai ganti tanah IAIN, itu termasuk pengadaan. Bila dipaksakan, Sri khawatir menimbulkan dampak hukum di kemudian hari.

Tahap kedua pembangunan sisi timur tersebut adalah antara pertigaan Jemursari hingga bundaran Waru. Untuk koridor yang satu itu, nyaris separo sudah jadi frontage road. Tahap terakhir, mulai pertigaan Margorejo ditarik ke utara hingga ke RSAL. Tahap tersebut, tampaknya, bakal molor lebih lama lagi. Sebab, mayoritas lahan yang dibebaskan adalah rumah warga.

Tersendatnya pembebasan lahan itu akhirnya berimbas pada proyek tol tengah kota. Proyek yang mulai dibahas sejak 1996 tersebut rencananya dikerjakan PT Margaraya Jawa Tol (MJT). Sesuai konsep awal, tol tengah kota itu akan dimulai dari bundaran Aloha, Sidoarjo. Konstruksinya dibikin di atas jalan yang sudah ada. Rutenya mulai Aloha, A. Yani, lalu belok ke arah timur di depan RSAL dr Ramelan. Selanjutnya, tol akan mengikuti jalur rel kereta api, melintasi Ngagel, dan mulai turun sejajar dengan jalan arteri di Jalan Rajawali dan nyambung dengan Jembatan Suramadu.

Namun, proyek itu kini mandek dan tidak diketahui kapan akan dilanjutkan. Masalah pendanaan dikabarkan menjadi kendala utama yang sulit dipenuhi investor. Maklum, proyek prestisius tersebut membutuhkan investasi sedikitnya Rp 6 triliun. Dampak sosial akibat program relokasi itu diprediksi menjadi kendala yang sulit diselesaikan.

Proyek yang belum selesai lainnya adalah pembangunan akses jalur masuk ke Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) dari arah Jl A. Yani. Jalan yang mulai dikerjakan pada 1997 itu terkendala pembebasan lahan.

Karena itu, jangan heran bila ada jalur jalan yang lebar, menyempit, kemudian melebar lagi di sepanjang jalan tersebut. Jalan itu menyempit lantaran masih ada beberapa petak rumah yang berdiri (belum dirobohkan seperti yang lain). Pasalnya, proses jual belinya belum tuntas.

Hingga kini, masih ada empat petak di antara semula enam petak tanah yang belum dibebaskan. Luasnya masing-masing 30,21 meter persegi, 71,96 meter persegi, 33,48 meter persegi, dan 56,50 meter persegi. Alotnya pembebasan itu disebabkan belum adanya kesepakatan harga tanah. Panitia Pembebasan Tanah (P2) Pemkot Surabaya memberikan harga Rp 700 ribu per meter persegi.

Penolakan itu disebabkan nilai jual objek pajak (NJOP) tanah tempat rumah tersebut berdiri saat ini Rp 930 ribu per meter persegi. Bahkan, saat ini nilai pasarannya mencapai Rp 3 juta per meter persegi. Karena itulah, ganti rugi Rp 700 ribu dianggap tidak sesuai dengan harga yang ada saat ini.

Meski pembebasan itu terkendala, pemkot enggan menempuh jalan konsinyasi. Sri Mulyono mengatakan, pemkot hingga saat ini belum mau mengambil langkah tersebut. "Kami masih mencoba bernegosiasi dengan warga," tuturnya beralasan.
Read More..

Kado Ultah Surabaya

21.23 Posted In Edit This 0 Comments »

SURABAYA - Dalam waktu dekat, masyarakat Surabaya mendapatkan suguhan pemandangan baru di bantaran Kalimas. Sebuah patung ikan hiu dan buaya yang menjadi ikon Surabaya bakal dibangun elok di kawasan tersebut.


Konsep bangunan yang meniru patung Merlion di Singapura itu saat ini memasuki tahap finalisasi. Rangka patung telah selesai dibuat.


"Patung itu dibuat PT Telkom dengan dana Rp 400 juta," kata Kepala Bappeko Tri Rismaharini kemarin (30/1). Patung itu adalah sebagian pemandangan dari Arena Ekstrem Sport (arena ketabang). Selain patung, di kawasan tersebut akan dibangun sarana skateboard dan sepeda lincah. Saat ini, di lokasi itu sudah dibangun beberapa arena skateboard dan sarana bersepeda lincah. Bentuknya seperti gundukan, lekukan balok, dan beberapa bentuk lainnya.

Risma menuturkan, sesuai jadwal, tahun ini proyek tersebut sudah kelar. Bahkan, sebelum Mei 2009, semua pengerjaan sudah rampung. Sebab, ikon baru Surabaya itu nanti menjadi suguhan sekaligus hadiah untuk ulang tahun ke-716 Surabaya. "Anggaran untuk membangun semua fasilitas itu sebesar Rp 1,136 miliar," jelasnya.
Read More..