Cegah Syirik, Kiai Ceramah di Tengah Antrean Pasien Dukun Cilik

18.42 Posted In Edit This 0 Comments »
JOMBANG - Semakin maraknya fenomena dukun dengan alat batu semakin membuat prihatin kalangan alim ulama di Jombang, Jawa Timur. Setelah melihat sikap penolakan tidak digubris masyarakat, sejumlah kiai mulai turun langsung dengan mendatangi tempat praktik dukun tiban.

Seperti yang dilakukan KH Abdul Choliq, ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang. Kemarin (22/2) KH Choliq datang langsung ke lokasi praktik dukun Siti Nurrohmah di Perumahan Tambakrejo Asri, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang. Tujuannya agar masyarakat tidak semakin terjebak pemahaman bahwa kesembuhan itu diberikan si dukun dan batunya.

Maklum saja, tiga dukun yang muncul dalam dua bulan terakhir di Jombang, yakni Ponari, Slamet, dan Nurrohmah, menggunakan isu batu ''ajaib''. Apalagi, batu milik Nurrohmah yang diklaim pemiliknya bisa ''berbicara''. ''Sebenarnya saat tempat itu mulai dipadati masyarakat, kami sudah bersiap untuk memberikan pemahaman secara langsung,'' ungkap KH Choliq saat ditemui Radar Mojokerto (Jawa Pos Group) di lokasi.

Dengan menggunakan pengeras suara, Choliq meluruskan pendangan masyarakat agar tidak semakin terjebak ke pemahaman syirik. Sebab, dengan isu batu ''bicara", tidak sedikit masyarakat yang memercayai. Dengan isu semacam itu, seakan-akan batu milik Nurrohmah memiliki kekuatan mistis. Apalagi dibumbui cerita mistis dari mulut ke mulut soal para ''penunggu" batu tersebut.

Menurut Choliq, masyarakat harus mengerti bahwa pemahaman seperti itu menyesatkan. Arena itu, dia menyarankan agar setiap hendak berobat alternatif, pasien senantiasa menyebut basmallah. Dengan begitu, mereka selalu ingat bahwa kesembuhan itu hanya diberikan Tuhan. ''Dengan senantiasa menyebut asma Allah, Saudara semua dapat terhindar dari pemahaman yang syirik,'' ujarnya.

Ny Hanifah, salah seorang pengunjung asal Jombang, berpendapat bahwa pengarahan langsung seperti itu memang perlu. Sebab, sebagian besar masyarakat masih sangat percaya dengan hal-hal berbau klenik. Akibarnya, memang sangat rawan syirik jika sampai menganggap batu itu memiliki kekuatan.

Hanifah sendiri memang datang ke lokasi untuk meminta air ''kesembuhan'' dari Nurrohmah. Menurut dia, itu adalah upaya untuk menyembuhkan penyakit suaminya. Meski tidak percaya kepada hal-hal klenik, Hanifah mengaku kedatangannya adalah sebuah upaya. Apakah akan sembuh atau tidak, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. ''Apabila ada jalan, tentunya kami akan berupaya. Untuk kesembuhan, kami hanya menyerahkan kepada Yang di Atas," ujarnya.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan siap meninjau ulang fatwa tentang pengobatan alternatif. Itu dengan mempertimbangkan aksi berlebihan yang dilakukan ribuan pasien pengobatan alternatif, terutama di Jombang, yang dianggap membibit kemusyrikan. ''Bila ada bukti ada yang mengumpulkan benda-benda milik Ponari seperti air comberan hingga potongan genting rumahnya untuk media penyembuhan, itu jelas menyimpang dan bertolak belakang dengan ajaran Islam,'' tegas Ketua MUI Bidang Fatwa KH Ma'ruf Amin ketika dihubungi kemarin.

Ma'ruf mengatakan bahwa pihaknya memang sudah menyusun fatwa memperbolehkan pengobatan alternatif. Namun, ada sejumlah koridor dalam upaya pengobatan alternatif yang harus dipatuhi. Yakni, adanya upaya untuk meyakinkan bahwa kesembuhan berasal dari Allah SWT semata. Selain itu, dalam praktik pengobatan alternatif, pasien diharamkan untuk mengultuskan penyembuh maupun media penyembuhan. ''Tak ada manusia atau bahkan makhluk apa pun yang bisa memberikan kesembuhan kecuali atas izin Allah,'' tegas dia.

Salah seorang anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu segera mengagendakan pertemuan dengan MUI Jatim dan MUI Jombang untuk membahas praktik perdukunan yang kian marak di wilayah tersebut. Yang pasti, tegas dia, dirinya baru mendapatkan informasi tentang praktik dukun cilik Ponari secara sepenggal-sepenggal dan belum tuntas. Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan data dan fakta.

Sementara itu, Menteri Agama Maftuh Basyuni meminta agar praktik dukun cilik Ponari ditutup karena terus memicu reaksi. Menag menyayangkan adanya kegiatan yang dinilai dapat merusak akidah tersebut. Menteri juga mendukung langkah MUI dan ormas Islam Jawa Timur yang mendorong hal tersebut diselesaikan dengan sebaik-baiknya. ''Kalau perlu, ditutuplah,'' tandas Menag kepada wartawan setelah meresmikan Masjid Baitusshomad Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila di Desa Tegalombo, Pacitan, Sabtu (21/2).

Menag mengatakan, banyaknya pasien yang mendatangi tempat praktik Ponari menunjukkan bahwa di masyarakat masih banyak kekurangan. Baik dalam hal keimanan maupun ilmu pengetahuan.

0 komentar:

Posting Komentar